Senin, 08 Agustus 2011

Kumpulan Pengertian Pendidikan Islam

Terkadang orang yang sudah sering mengajarkan pendidikan islam kepada muridnya kurang paham mengenai pengertiannya. Nah, disini ada beberapa kumpulan pengertian dari pendidikan islam.

Kumpulan dari pengertian ini dapat tersusun dari beberapa sumber, sehingga akan ditemukan makna sebenarnya dari pengertian pendidikan islam.

Semoga sedikit pengetahuan mengenai pendidikan islam ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi anda yang sedang mencari kumpulan pengertian pendidikan.

Secara etimologis pendidikan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab “Tarbiyah” dengan kata kerjanya “Robba” yang berarti mengasuh, mendidik, memelihara.(Zakiyah Drajat, 1996: 25)


Menurut pendapat ahli, Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. (Hasbullah,2001: 4)

Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. (Ngalim Purwanto, 1995:11). HM.

Arifin menyatakan, pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan” kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan menumbuhkan kemampuan dasar manusia.(HM.Arifin, 2003: 22)

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU Sisdiknas No. 20, 2003)

Pendidikan memang sangat berguna bagi setiap individu. Jadi, pendidikan merupakan suatu proses belajar mengajar yang membiasakan warga masyarakat sedini mungkin menggali, memahami, dan mengamalkan semua nilai yang disepa kati sebagai nilai terpuji dan dikehendaki, serta berguna bagi kehidupan dan perkembangan pribadi, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Islam menurut Zakiah Drajat merupakan pendidikan yang lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat teoritis dan praktis. (Zakiah Drajat,1996: 25)

Dengan demikian, pendidikan Islam berarti proses bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta didik ke arah terbentuknya pribadi muslim yang baik.

Itulah mungkin hasil dari kesimpulan yang dicari dari beberapa kumpulan pengertian mengenai pendidikan Islam yang diungkapkan oleh beberapa sumber ahlinya
diposkan : suprastyo

Jumat, 05 Agustus 2011

ISRA' MI'RAJ RASULULLAH SAW ( oleh M. Syamsi Ali)

Salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah hidup (siirah) Rasulullah SAW adalah peristiwa diperjalankannya beliau (isra) dari Masjid al Haram di Makkah menuju Masjid al Aqsa di Jerusalem, lalu dilanjutkan dengan perjalanan vertikal (mi'raj) dari Qubbah As Sakhrah (terletak sekitar 150 meter dari Masjid al Aqsa) menuju ke Sidrat al Muntaha (akhir penggapaian). Peristiwa ini terjadi antara 16-12 bulan sebelum Rasulullah SAW diperintahkan untuk melakukan hijrah ke Yatsrib (Madinah).
Allah SWT mengisahkan peristiwa agung ini di S. Al Isra (dikenal juga dengan S. Bani Israil) ayat pertama:
"Maha Suci Allah Yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu (potongan) malam dari masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat".
Memang "Subhanallah", sebuah ungkapan indah yang terucapkan baik dalam kerangka kesadaran maupun diluar kesadaran seorang Mu'min di saat menyaksikan, merasakan atau mengalami sebuah kejadian yang "luar biasa" (kharij 'anil 'aadah). Ungkapan ini tidak pernah dan tak mungkin tertujukan kepada sang makhluk, termasuk Rasulullah SAW. Sebab sesuatu yang sifatnya "khalqi" atau makhluqi, tidak mungkin dikategorikan sebagai "kharij 'anil 'aadah" (luar biasa). Semua kejadian yang terjadi karena makhluk adalah biasa, dan tidak mungkin dianggap luar biasa.
Itulah sebabnya "tasbihh" pada kata "Subhanallah" senantiasa bergandengan dengan Allah SWT. Bukankah memang kreasi-kreasi Ilahi dalam persepsi manusia semuanya adalah "di luar kemampuan kendali manusiawi"? Sehingga wajar, peristiwa Isra' wal Mi'raj, di mana Allah dengan sangat enteng memperjalankan hambaNya ('abdihi), Muhammad SAW, dengan jarak yang sangat-sangat jauh bahkan tak terbayangkan seorang manusia dapat terjadi, apalagi pada zaman kegelepan/kebodohan seperti itu. Tapi dengan akal yang sama, adakah yang tidak bisa terjadi dengan Pencipta semua yang manusia anggap biasa maupun luar biasa? Kalau sekiranya teori Black Holes menyatakan bahwa "pengetahuan manusia tentang alam hanyalah sekitar 3% saja, sedangkan 97% berada di luar kemampuannya", maka apakah secara akal pula, akal yang begitu naïf itu mampu mempertanyakan "ke Maha luar biasa-an" Allah SWT?
Saya justeru khawatir, jikalau banyak umat Islam yang terikut oleh kaum empiris dan rasionalis yang rela menghinakan "nurani" dan "qalbu"nya dalam memahami wahyu Ilahi secara proporsional, menjadi "murtad" tanpa sadar jika mengingkari berbagai kejadian "luar biasa" yang terjadi karena Allah seperti informasi Al Qur'an, termasuk Isra' wal Mi'raj. Dan oleh karenanya, saya hanya mengingatkan dua "sikap" manusia terhadap pertistiwa agung itu. Sikap "imani" yang ditempuh oleh para sahabat agung seperti Abu Bakar, dan sikap "kufri" yang ditempuh oleh kafir Qurays dengan standar akal pemikiran yang sempit. Umat Islam, dalam hal ini, kiranya tahu diri dan pintar-pintar bersikap sehingga tidak jatuh ke dalam perangkap "keraguan" yang ditembakkan oleh penjahat-penjahat iman. Pendekatan yang terbaik adalah pendekatan "imaniy", seperti yang ditempuh oleh Abu Bakar Al-Siddiq, seperti yang tercakup dalam ucapannya: "Apabila Muhammad yang mengatakannnya, pastilah benar adanya. Sungguh saya telah mempercayainya lebih dari itu".
Untuk itu, ketimbang terkooptasi oleh perbincangan yang berbahaya, atau minimal membawa kepada kesia-siaan, tidakkah akan lebih baik jika memontem ini dipergunakan untuk mentadabburi "hikam" atau "'ibar" (hikmah dan pelajaran) yang terkandung di dalamnya. Sebab memang, salah satu kelemahan umat Islam di hadapan untaian sejarah perjalanan Islam dan segala yang terkait dengannya, termasuk berbagai sejarah yang diungkapkan oleh Al Qur'an adalah bahwa umat Islam hanya mampu menyelami pesisir sejarah yang sesungguhnya "dalam" tersebut. Kisah Fir'aun, Qarun, Haman, Tsamud, Abu Lahab, dan berbagai kisah masa lalu perjalanan kehidupan, tak jarang dihafal namun tidak ditangkap secara jernih dan teliti makna-makna yang terkandung di dalamnya.
Lalu apa pelajaran yang dapat diambil dari perjalanan Isra wal Mi'raj ini? Barangkali catatan ringan berikut dapat memotivasi kita untul lebih jauh dan sungguh-sungguh menangkap pelajaran yang seharusnya kita tangkap dari perjalanan agung tersebut:
Pertama: Konteks situasi terjadinya
Kita kenal, Isra' wal Mi'raj terjadi sekitar setahun sebelum Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah (Yatsrib ketika itu). Ketika itu, Rasulullah SAW dalam situasi yang sangat "sumpek", seolah tiada celah harapan masa depan bagi agama ini. Selang beberapa masa sebelumnya, isteri tercinta Khadijah r.a. dan paman yang menjadi dinding kasat dari penjuangan meninggal dunia. Sementara tekanan fisik maunpun psikologis kafir Qurays terhadap perjuangan semakin berat. Rasulullah seolah kehilangan pegangan, kehilangan arah, dan kini pandangan itu berkunang-kunang tiada jelas.
Dalam sitausi seperti inilah, rupanya "rahmah" Allah meliputi segalanya, mengalahkan dan menundukkan segala sesuatunya. "warahamatii wasi'at kulla syaein", demikian Allah deklarasikan dalam KitabNya. Beliau di suatu malam yang merintih kepedihan, mengenang kegetiran dan kepahitan langkah perjuangan, tiba-tiba diajak oleh Pemilik kesenangan dan kegetiran untuk "berjalan-jalan" (saraa) menelusuri napak tilas "perjuangan" para pejuang sebelumnya (para nabi). Bahkan dibawah serta melihat langsung kebesaran singgasana Ilahiyah di "Sidartul Muntaha". Sungguh sebuah "penyejuk" yang menyiram keganasan kobaran api permusuhan kaum kafir. Dan kinilah masanya bagi Rasulullah SAW untuk kembali "menenangkan" jiwa, mempermantap tekad menyingsingkan lengan baju untuk melangkah menuju ke depan.
Artinya, bahwa kita, saya dan anda semua, adalah "rasul-rasul" Rasulullah SAW dalam melanjutkan perjuangan ini. Betapa terkadang, di tengah perjalanan kita temukan tantangan dan penentangan yang menyesakkan dada, bahkan mengaburkan pandangan objektif dalam melangkahkan kaki ke arah tujuan. Jikalau hal ini terjadi, maka tetaplah yakin, Allah akan meraih tangan kita, mengajak kita kepada sebuah "perjalanan" yang menyejukkan. "Allahu Waliyyulladziina aamanu" (Sungguh Allah itu adalah Wali-nya mereka yang betul-betul beriman". Wali yang bertanggung jawab memenuhi segala keperluan dan kebutuhan. Kesumpekan dan kesempitan sebagai akibat dari penentangan dan rintangan mereka yang tidak senang dengan kebenaran, akan diselesaikan dengan cara da metode yang Hanya Allah yang tahu. Yang terpenting bagi seorang pejuang adalah, maju tak gentar, sekali mendayung pantang mundur, konsistensi memang harus menjadi karakter dasar badi seorang pejuang di jalanNya. "Wa laa taeasuu min rahmatillah" (jangan sekali-kali berputus asa dari rahmat Allah).
Kedua: Purifikasi/Pensucian Hati
Disebutkan bahwa sebelum di bawah oleh Jibril, beliau dibaringkan lalu dibelah dadanya, kemudian hatinya dibersihkan dengan air zamzam. Apakah hati Rasulullah kotor? Pernahkan Rasulullah SAW berbuat dosa? Apakah Rasulullah punya penyakit "dendam", dengki, iri hati, atau berbagai penyakit hati lainnya? Tidak…sungguh mati…tidak. Beliau hamba yang "ma'shuum" (terjaga dari berbuat dosa). Lalu apa signifikasi dari pensucian hatinya?
Rasulullah adalah sosok "uswah", pribadi yang hadir di tengah-tengah umat sebagai, tidak saja "muballigh" (penyampai), melainkan sosok pribadi unggulan yang harus menjadi "percontohan" bagi semua yang mengaku pengikutnya. "Laqad kaana lakum fi Rasulillahi uswah hasanah".
Memang betul, sebelum melakukan perjalanannya, haruslah dibersihkan hatinya. Sungguh, kita semua sedang dalam perjalanan. Perjalanan "suci" yang seharusnya dibangun dalam suasa "kefitrahan". Berjalan dariNya dan juga menuju kepadaNya. Dalam perjalanan ini, diperlukan lentera, cahaya, atau petunjuk agar selamat menempuhnya. Dan hati yang intinya "nurani" (cahaya yang menerangiku), itulah lentera perjalanan hidup.
Cahaya ini berpusat pada hati seseorang yang ternyata juga dilengkapi oleh gesekan-gesekan "karat" kehidupan (fa alhamaha fujuuraha). Semakin kuat gesekan karat, semakin jauh pula dari warna yang sesungguhnya (taqawaaha). Dan oleh karenanya, di setiap saat dan kesempatan, diperlukan pembersihan, diperlukan air zamzam untuk membasuh kotoran-kotoran hati yang melengket. Hanya dengan itu, hati akan bersinar tajam menerangi kegelapan hidup. Dan sungguh hati inilah yang kemudian "penentu" baik atau tidaknya seseorang pemilik hati. "Alaa inna fil jasadi mudhghah. Idzaa soluhat, soluhat sairu 'amalihi. Wa idza fasadat, fasada saairu 'amalihi".
Disebutkan bahwa hati manusia awalnya putih bersih. Ia ibarat kertas putih dengan tiada noda sedikitpun. Namun karena manusia, setiap kali melakukan dosa-dosa setiap kali pula terjatuh noda hitam pada hati, yang pada akhirnya menjadikannya hitam pekat. Kalaulah saja, manusia yang hatinya hitam pekat tersebut tidak sadar dan bahkan menambah dosa dan noda, maka akhirnya Allah akan akan membalik hati tersebut. Hati yang terbalik inilah yang kemudian hanya bisa disadarkan oleh api neraka. "Khatamallahu 'alaa quluubihim".
Di Al Qur'an sendiri, dalam rangka menjaga sinar "nurani" ini (kalbu), disebutkan dalam berbagai bentuk urgensi membersihkan dan menjaga kebersihan hari. "Sungguh beruntung siapa yang mensucikannya, dan sungguh buntunglah siapa yang mengotorinya". Maka sungguh perjalanan ini hanya akan bisa menuju "ilahi" dengan senantiasa membersihkan jiwa dan hati kita, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah sebelum perjalanan sucinya tersebut.
Ketiga: Memilih Susu - Menolak Khamar
Ketika ditawari dua pilihan minuman, dengan sigap Rasulullah mengambil gelas yang berisikan susu. Minuman halal dan penuh menfaat bagi kesehatan. Minuman yang berkalsium tinggi, menguatkan tulang belulang. Rasulullah menolak khamar, minuman yang menginjak-nginjak akal, menurunkan tingkat inteletualitas ke dasar yang paling rendah. Sungguh memang pilihan yang tepat, karena pilihan ini adalah pilihan fitri "suci".
Dengan bekal jiwa yang telah dibersihkan tadi, Rasulullah memang melanjutkan perjalanannya. Di tengah perjalanan, hanya memang ada dua alternatif di hadapan kita. Kebaikan dan keburukan. Kebaikan akan selalu identik dengan manfaat, sementara keburukan akan selalu identik dengan kerugian. Seseorang yang hatinya suci, bersih dari kuman dosa dan noda kezaliman, akan sensitif untuk menerima selalu menerima yang benar dan menolak yang salah. Bahkan hati yang bersih tadi akan merasakan "ketidak senangan" terhadap setiap kemungkaran. Lebih jauh lagi, pemiliknya akan memerangi setiap kemungkaran dengan segala daya yang dimilikinya.
Dalam hidup ini seringkali kita diperhadapkan kepada pilihan-pilihan yang samar. Namun sensitivitas jiwa yang bersih akan dengan mudah mengidentifikasi mana yang terbaik untuk diambil dan ditolak. Kejelian dalam memilih yang terbaik bagi keselamatan kita di dunia dan akhirat, akan ditentukan oleh ketajaman kalbu dan nurani itu sendiri. Inilah inti dari fitrah insani. Fitra menjadi acuan, lentera, pedoman dalam mengayuh bahtera kehidupan menuju tujuan akhir kita (akhirat). Dan oleh karenanya, jika ternyata kita dalam melakukan pilihan-pilihan dalam hidup ini, ternyata kita seringkali terperangkap kepada pilihan-pilihan yang salah, buruk lagi merugikan, maka yakinlah itu disebabkan oleh tumpulnya firtah insaniyah kita. Agaknya dalam situasi seperti ini, diperlukan asahan untuk mempertajam kembali fitrah Ilahiyah yang bersemayam dalam diri setiap insan.
Keempat: Arah Perjalanan; Vertikal - Horizontal
Perjalanan dua arah, satau menuju Jerusalem dan satu lagi menuju ke atas di Sidratul Muntaha. Perjalanan horizontal yang kemudian dilanjutkan dengan perjalanan vertikal. Dalam perjalanan horizontal ini beliau digambarkan bertolak dari masjid ke sebuah masjid, dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Artinya, bahwa dalam kita melangkahkan kaki di tengah perjalanan kita menuju tujuan akhir, alangkah pentingnya diperhatikan awal langkah. Motivasi dasar atau niat kita dalam melakukan sesuatu harus karena "masjid" (sujud) atau dalam kerangka ketaatan kepada Sang Khaliq. Lalu tujuan dari dilakukannya sesuatu itu pula tidak lain sekedar untuk menuju kepada masjid (sujud) atau ketaatan pula. Pertautan niat dan tujuan (karena ketaatan), menjadikan setiap langkah yang kita lakukan akan selalu harmonis dengan keduanya. Bagaimana mungkin seseorang melakukan karena dan untuk Allah, namun melakukannya dengan cara yang tidak diridhai olehNya? "Qul Inna shalaati wa nusuki wamahyaaya wamamaati lillaahi Rabbil'aalimiin".
Perjalanan horizontal di atas mutlak bersambungan dengan perjalanan vertikal menuju kehariabaanNya. Dalam agama Islam, setiap amalan "ta'abbud umuumi" (mu'amalaat) selalu bersambungan dengan "ta'abbud khushushi" (ibadah khassah). jika kamu telah menunaikan shalat, maka bertebaranglah di atas bumi dan carilah rezki Allah. Dan ingatlah kepada Allah yang banyak", demikian perintah Allah SWT.
Perjalanan horizontal yang dilakukan adalah proses menuju arah vertikal. "Addunya mazra'atul aakhirah" (dunia itu adalah tempat bercocok tanam untuk akhirat) jelas Rasulullah SAW. Maka kemanapun langkah kaki, dalam dunia horizontalnya, akhirnya jua akan menuju ke atas. "Kullu nafsin dzaaiqatul maut" (semua jiwa akan merasakan kematian), firman Allah. Maka lakukanlah langkah-langkah horizontal kita secara baik, karena itu akan menentukan proses langkah selanjutnya menuju atas. Kedua arah perjalanan kaki dalam kehidupan ini kemudian menjadi penentu ketentraman, kebahagiaan, keharmonisan dan kesuksesan hidup insani. Allah menggariskan: "Kenistaan dan kemiskinan akan menimpa mereka di mana saja mereka berada, kecuali menjalin hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia". Hubungan vertikal yang solid dan juga hubungan horizontal yang mantap.
Kelima: Imam Shalat Berjama'ah
Shalat adalah bentuk peribadatan tertinggi seorang Muslim, sekaligus merupakan simpol ketaatan totalitas kepadaYang Maha Pencipta. Pada shalatlah terkumpul berbagai hikmah dan makna, bekal dalam melanjutkan sisa-sisa langkah kehidupan seorang insan. Shalat menjadi simbol ketaatan total dan kebaikan universal yang seorang Muslim senantiasa menjadi tujuan hidupnya.
Maka ketika Rasulullah memimpin shalat berjama'ah, dan tidak tanggung-tanggung ma'mumnya adalah para anbiyaa (nabi-nabi), maka sungguh itu adalah suatu pengakuan kepemimpinan dari seluruh kaum yang ada. Memang jauh sebelumnya, Musa yang menjadi pemimpin sebuah umat besar pada masanya, bahkan diakui telah diberikan keutamaan di atas seluruh umat manusia (wa annii faddhaltukum 'alalaamiin), juga mengakui kepemimpinan Rasulullah SAW. Bahkan Ibrahim, Eyangnya banyak nabi dan Rasul, menerima menjadi Ma'mum Rasulullah SAW. Beliau menerima dengan rela hati, karena sadar bahwa Rasulullah memang memiliki kelebihan-kelebihan "leadership", walau secara senioritas beliaulah seharusnya menjadi Imam.
Kempimpinan dalam shalat berjama'ah sesungguhnya juga simbol kepemimpinan dalam segala skala kehidupan manusia. Allah menggambarkan sekaligus mengaitkan antara kepemimpinan shalat dan kebajikan secara menyeluruh: "Wahai orang-orang yang beriman, ruku'lah, sujudlah dan sembahlah Tuhanmu serta berbuat baiklah secara bersama-sama. Nisacaya dengan itu, kamu akan meraih keberuntungan" Sungguh, ruku dan sujud secara bersama-sama menjadi bagian integral dari penyembahan Allah bersama serta menjadi landasan dalam setiap perbuatan yang baik. Dalam situasi seperti inilah, seorang Muhammad telah membuktikan bahwa dirinya adalah pemimpin bagi seluruh pemimpin umat lainnya. Sehingga adalah menjadi "logic" jika umat Muhammad SAW juga seharusnya menjadi "pemimpin" bagi seluruh umat manusia. "Dan demikianlah Kami jadikan kamu umat pertengahan, agar kamu menjadi penyaksi-penyaksi atas manusia yang lain, sebagaimana Rasul Allah telah menjadi penyaksi atas kamu".
Masalahnya, umat Islam saat ini tidak memiliki kriteria tersebut. Kriteria "imaamah" atau kepemimpinan yang disebutkan dalam Al Qur'an masih menjadi "tanda tanya" besar pada kalangan umat ini. "Dan demikian kami jadikan di antara mereka pemimpin yang mengetahui urusan Kami, memiliki kesabaran dan ketangguhan jiwa, dan adalah mereka yakin terhadap ayat-ayat Kami". Mengetahui urursan Kami. Itu adalah kriteria awal. Pengetahuan atau "keilmuan" menandakan bahwa seorang pemimpin itu mutlak memiliki "leadership skill" yang tinggi. Sehingga wajar saja kalau Rasulullah juga mensyaratkan kepemimpinan shalat misalnya dengan dua hal; "aqraukum" (terbaik bacaannya) dan "a'lamukum bilhadits" (yang paling berilmu dalam hadits). Ilmu hadits di sini tentunya adalah mengetahui secara baik tatatanan kehidupan Rasulullah sebagai pemimpin secara baik.
Dilemma umat terbesar adalah bahwa belum ada bukti kongkrit kepemimpinan yang dapat menjadi "bargaining". Sehingga ketika menklaim kepemimpinan, orang boleh saja bertanya: "Dalam hal apakah anda akan memimpin kami"? Politik, ekonomi, sosial budaya, atau bahkan moralitas? Saya heran termangu-mangu, ketika menyaksikan di dunia Islam orang berebutan naik bus umum. Orang tua, kaum wanita, orang lemah tak ada yang menolong apalgi memberikan "prioritas", sementara di dunia Barat, Amerika misalnya, mereka merupakan elemen masyarakat uyang mendapat perhatian khusus. Lalu apakah yang akan ditawarkan? Akankah kita tawarkan teori muluk yang ternyata belum mampu menyentuk kehidupan riil kita sendiri?
Kita umat Islam, yang seharusnya menjadi pemimpin umat lainnya, ternyata memang menjadi salah satu pemimpin. Sayang kepemimpinan dunia Islam saat ini terbalik, bukan dalam shalat berjama'ah, bukan dalam kebaikan dan kemajuan dalam kehidupan manusia. Tapi menurut laporan sebuah majalah baru-baru ini, menjadi salah satu negara terburuk (terkorup) dan termiskin di dunia. Inilah kepemimpinan sebagian dunia Islam masa kini. Murid saya di Labor Union (Retiree program) mengatakan: "I love your country, but not much your people". Saya bertanya: "Why?" Murid saya yang berumur 76 tahun ini menjawab: "They stole my wallat. In the immigration, they force me to pay them for nothing". Menyakitkan, tapi itulah realita.
Keenam: Kembali ke Bumi dengan Shalat
Setiap kali kita membicarakan Isra' wal Mi'raj, yang tergambar jelas dalam persepsi kita adalah perjalanan dari masjidil Haram ke masjidil Aqsa, dilanjutkan ke Sidratula Muntaha di al Baitul Ma'muur. Sangat sedikit yang menyadari, bahwa segera setelah selesai perjalanan suci itu, Rasulullah kembali ke bumi dengan satu bekal kehidupan yang paling penting, yaitu shalat.
Ada dua sisi pada poin ini. Pertama adalah kembalinya ke bumi. Kedua adalah dibekalkannya beliau dengan shalat.
Perjalanan singkat yang penuh hikmah tersebut segera berakhir, dan dengan segera pula beliau kembali menuju alam kekiniannya. Rasulullah sungguh sadar bahwa betapapun ni'matnya berhadapan langsung dengan Yang Maha Kuasa di suatu tempat yang agung nan suci, betapa ni'mat menyaksikan dan mengelilingi syurga, tapi kenyataannya beliau memiliki tanggung jawab duniawi. Untuk itu, semua kesenangan dan keni'matan yang dirasakan malam itu, harus ditinggalkan untuk kembali ke dunia beliau melanjutkan amanah perjuangan yang masih harus diembannya.
Demikianlah seharusnya semangat spiritualitas seorang Muslim, yang senantiasa terkait dengan dunia "atas", namun kenyataannya dunia "bawah" juga merupakan kenyataan yang harus dilalui. Menelusuri alam materi duniawi adalah keniscayaan. Mencari dunia adalah, tidak saja tuntutan hajat manusiawi, tapi menjadi kewajiban agama sekaligus. "Dan bekerja keraslah untuk akhiratmu, namun jangan lupa nasibmu di dunia ini", pesan Allah. Bahkan Al Qur'an, sebagaimana diperintahkan untuk sungguh-sungguh pergi mengingat Allah (fas'au ilaa dzikrillah), dan bahkan diperintahkan mengabaikan "kesibukan jual beli" (wadzarul bae'), juga segera setelah itu disusuli dengan perintah berlawanan: "faidzaa qudhiyatis Shalaah fantasyirru fil ardh wabtaghuu min fadhlillah". Kedua perintah tersebut adalah datang dari Tuhan yang sama. Dan oleh karenanya, harus disikapi secara sama pula. Artinya, kewajiban memenuhi ajakan untuk shaklat Jum'at adalah 100%, memenuhi aturan-aturanNya juga 100%. Namun pada saat yang sama, memenuhi ajakan kedua tadi, bertebaran mencari rezki Allah adalah juga perintah 100% dan juga harus memenuhi aturanNya 100%.
Inilah sikap seorang Muslim. Kita dituntut untuk turun ke bumi ini dengan membawa bekal shalat yang kokoh. Shalat berintikan "dzikir", dan karenanya dengan bekal dzikir inilah kita melanjutkan ayunan langkah kaki menelusuri lorong-lorong kehidupan menuju kepada ridhaNya. "Wadzkurullaha katsiira" (dan ingatlah kepada Allah banyak-banyak), pesan Allah kepada kita di saat kita bertebaran mencari "fadhalNya" dipermukaan bumi ini. Persis seperti Rasulullah SAW membawa bekal shalat 5 waktu berjalan kembali menuju bumi setelah melakukan serangkaian perjalanan suci ke atas (Mi'raj).
Demikia sekilas makna Isra wal Mi'raj, mohon maaf atas keterbatasan saya, semoga kalau ada manfaatnya diterima oleh Allah SWT. Dan kalau seandainya banyak kesalahan, dan saya yakin itu karena itulah hakikat saya, semoga Allah Yang Rahman dan rahim berkenan mengampuni saya.
Wassalam,
Diposkan oleh Mr.suprastyo@gmail.com 10.55

Pengertian Fungsi Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan
tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.
Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan pusat gravitasi pada bidang
tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson,
keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi
kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan
aktivitas otot yang minimal.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk
mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of
gravity) terhadap bidang tumpu(base of support).Keseimbangan melibatkan
berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem
muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa
tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas
secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis :
kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu
berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan
dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika
bergerak. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari
integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik
termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang
dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia,
cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan
eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi,
lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

.Fisiologi Keseimbangan
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan
postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan
sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari
tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan
gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar
seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian
tubuh lain bergerak.
Aparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur yang terletak di dalam
tulang temporalis dekat koklea yaitu kanalis semisirkularis dan organ otolit
(sakulus dan utrikulus). Fungsi dari apparatus vestibularis adalah untuk
memberikan informasi yang penting untuk sensasi keseimbangan dan untuk
koordinasi gerakan ± gerakan kepala dengan gerakan mata dan postur tubuh.
Akselerasi atau deselerasi selama rotasi kepala ke segala arah
menyebabkan pergerakan endolimfe sehingga kupula ikut bergerak. Selain itu,
adanya Akselerasi atau deselerasi juga akan menimbulkan endolimfe mengalami
kelembaman dan tertinggal bergerak ketika kepala mulai berotasi sehingga
endolimfe yang sebidang dengan gerakan kepala akan bergeser ke arah
berlawanan dengan arah gerakan kepala ( contoh seperti efek membelok dalam
mobil). Hal ini juga menyebabkan kupula menjadi condong ke arah berlawanan
dengan arah gerakan kepala dan sel ± sel rambut di dalam kupula ikut bergerak
bersamaan dengan kupula. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan
kecepatan yang sama maka endolimfe yang awalnya diam tidak ikut bergerak
(lembam) akan menyusul gerakan kepala dan sel rambut ± rambut akan kembali
ke posisi tegak. Ketika kepala melambat dan berhenti akan terjadi hal sebaliknya.
Sel rambut pada aparatus vestibularis terdiri dari satu kinosilium dan 20- 50
streosilia. Pada saat streosilia bergerak searah dengan kinosilium akan
meregangkan tip link , yang menghubungkan streosilia dengan kinosilium. Tip
link yang teregang akan membuka saluran ± saluran ion gerbang mekanis di sel ±
sel rambut sehingga akan menyebabkan Ca2+ dan K+ masuk ke dalam sehingga terjadi depolarisasi sedangkan pada saat streosilia bergerak berlawanan
arah dengan kinosilium maka tip link tidak teregang dan saluran-saluran ion
gerbang mekanis di sel-sel rambut akan tertutup sehingga akan menyebabkan
Ca2+ dan K+ tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga terjadi hiperpolarisasi. Sel
rambut akan bersinaps pada ujung saraf aferen dan akan masuk ke dalam saraf
vestibular. Saraf ini akan bersatu dengan saraf koklearis menjadi saraf
vestibulokoklearis dan akan dibawa ke nukleus vestibularis di batang otak. Dari
nukleus vestibularis akan ke serebellum untuk pengolahan koordinasi, ke neuron
motorik otot ± otot ekstremitas dan badan untuk pemeliharaan keseimbangan dan
postur yang diinginkan, ke neuron motorik otot ± otot mata untuk control gerakan
mata, dan ke SSP untuk persepsi gerakan dan orientasi.
Pada sakulus dan utrikulus, sel ± sel rambut di organ otolit ini juga menonjol
ke dalam satu lembar gelatinosa diatasnya, yang gerakannya menyebabkan
perubahan posisi rambut serta menimbulkan perubahan potensial di sel tersebut.
Proses ini sama dengan paa kanalis semisirkularis hanya saja pada sakulus dan
utrikulus terdapat otolith yang mengakibatkan gerakan akan menjadi lebih
lembam.Utrikulus berfungsi dalam posisi vertikal dan horizontal sedangkan
sakulus berfungsi dalam kemiringan kepala menjauhi posisi horizontal.
Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :
1)
Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.
a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty &
Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus
berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada
titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor
tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga
merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat
kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat
kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang
berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau
bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas
sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi
penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata.
Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada
sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta
sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem
labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala
dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular,
mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang
bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke
nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus
tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio
retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor
labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari
nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis,
terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal,
kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural).
Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot
postural
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta
persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui
kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input)
proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke
korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang
sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam
dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang
beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra
ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di
korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
2) Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles
response synergies)
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu
dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa
kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi
mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur
keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada
tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari
otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan
posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat
(kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam
melakukan fungsi gerak tertentu.
3) Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas.
Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya
peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik
Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot
menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun
beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan
dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem
saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin
banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula
kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar.
Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot
untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang
secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.
4) Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan
keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai
dengan karakteristik lingkungan.
5) Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)
Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan
mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan
keseimbangan yang tinggi.

a.Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan
1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat
gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah
titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara
merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam
Diposkan oleh mr.suprastyo@gmail.com, 10.48

Rabu, 03 Agustus 2011

Khotbah Idul Fitri 2005

KHUTBAH IDUL FITRI 1426 / 2005
Oleh : Drs. H. Akrim Mariyat, Dipl.Ad.Ed
Hari : Kamis, 1 Syawwal 1426 / 3 Nopember 2005
Tempat : Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله أكبر × 9
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون.
لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده.
لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد.
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام علي سيد المرسلين سيدنا محمد وعلي آله وصحبه أجمعين.
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله. أما بعد:
فيا عباد الله اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.
عباد الله إن يومكم هذا ليوم عظيم وعيد كريم. أحل الله لكم فيه الطعام وحرم عليكم الصيام. يوم تسبيح وتهليل وتكبير وتعظيم وتقديس وتمجيد فقال جل جلاله.
إن تقرض الله قرضا حسنا يضاعفه لكم ويغفر لكم والله شكور حليم عالم الغيب والشهادة العزيز الحكيم.

Allahu Akbar Allah Maha Agung
Para sederek ingkang minulya.
Dinten pinika Kamis Wge, 1 Syawal 1426 utawi 3 Nopember 2005, dinten ingkang dipun agungaken dening ummat Islam sak jagad, inggih punika dinten Idul Fitri. Dinten punika dinten kemenangan kangge kita sedaya kanggenipun sedaya ummat Islam, menang jalaran ummat Islam setunggal wulan wetah, sak danguninng wulan Ramadan, nglampahi kewajiban siyam, tiyang Islam dipun uji keimananipun, disiplinipun, ketabahanipun, mentalipun lan sak pinunggalanipun.
Wonten dinten punika ummat Islam dipun sunnahaken solat Id wonten masjid utawi tanah lapang, kanti ngangge ageman ingkang paling sae lan resik ingkang dipun darbeni ugi ngangge wewangen ingkang amrik arum lan wangi, kados ingkang kasebat wonten Hadith:

عن الحسن السبط قال: أمرنا رسول الله ص.م في العيدين أن نلبس أجود ما نجد وأن نتطيب بأجود ما نجد وأن نضحي بأثمن ما نجد. رواه الحاكم
Artosipun:
Hasan Assbt ngendika: “Rasulullah saw. mrentah kita ing riyaya (Fitry lan Kurban) supaya nganggo penganggo kang paling apik, lan wewangen kang paling amrik, sarta kurban kewan kang paling larang (nalika Idul Adha}”.

Ummat Islam dipun sunnahaken ngatahaken takbir, tahmid suka lan syukur, nyuwun pangapunten dumateng sesami sarta ningkataken kadar silaturrahin.
Sak derengipun tindak nglaksanakaken salat Riyadi Fitri dipun sunnahaken dahar camilan kados ikang dipun tindakaken dening Kanjeng Nabi Muhammad, panjenenganipun dahar kurmo kanti wilangan ganjil sak derengipun tindak Solat Id (hadith dipun riwayataken Bukhari lan Ahmad)

Allahu Akbar, Allah Maha Agung
Para Sederek ingkang minulya

Tahun punika ummat Islam kathah nampi pacoban lan bilahi awit saking wujuding polahing alam kados denten, lindu ageng kanthi kurban manungsa ingkang kathah, tanah longsor banjir bandang ingkang ngrisak samubarang, angin lesus ingkang ngrubuhaken kekayon lan griya, panyakit ingkang rekaos pengobatanipun kados denten Demam Berdarah, SAR, Aids lan Flu Burung ingkang sak mangke sampun sumrambah dumateng meh sedaya negari ing donya. Katahing bencana alam saged dipun sebabaken saking kesalahaning manungsa utawi ugi saged kapancing dening dosaning tiyang katah. Pacoban lintunipun inggih punika ingkang kasebabaken saking bejating akhlaq manungsa ingkang arupi punapa kemawon umpaminipun: kathahing paeka lan apus-apus, besel lan sogok, lelampahan ma lima ingkang dados jamak lumrah ing masyarakat, karupsi ingkang sampun wradin dumugi sembarang panggenan saking tingkatan inggil ngantos tingkatan andap. Awit saking DPR, Kementrian, Mahkamah Agung ngantos tingkatan andap wonten pedusunan ingkang arupi perampasan hak fakir miskin: raskin lan arta kompensasi BBM, bantuan korban bencana alam dipun korupsi dening para petugas lan tiyang ingkang gadah kesempatan. Wonten babagan hukum lan keadilan mboten saged dipun wujudaken. Saben tiyang ngiter kepentingan pribadi piyambak piyambak mboten perduli dumateng kepentingan tiyang sanes, malah seneng jejogedan suka pari suka ing sak nginggiling jenazahipun sederek lan kanca. Ngraosaken kenikmatan saking kasengsaraning tiyang, konco malah sederek piyambak, mbok bilih punika pratanda zaman manungsa mangan manungsa sampun dumugi

Para sederek ingkang minulya:
Kanti jiwaning Riyadi Fitrah punika saged kagambaraken kados pundi kahanan masyarakat ingkang makmur lan sejahtera srawung antawising sesami ketingal akrab lan rukun. Ummat Islam ing dinten punika dipun haramaken siyam dipun parengaken suka parisuka awujud lelagon ingkang sae, ingkang mboten nggebal syara’ agami. Para pakir miskin dipun ajak sami-sami seneng, bahan tetedan dipun cukupi pramila ummat Islam ingkang mampu dipun wajibaken ngedalaken zakat fitrah kangge nyuceni diri pribadi lan kangge nyantuni para sederek ingkang kekirangan. Kanjeng Nabi Muhammad saw ngendika:
ليس بمؤمن من بات شبعان وجاره إلي جنبه جائع وهو يعلم. (رواه الطبرانى و البيهقى وإسناده حسن)
“Ora bisa digolongake wong iman, sing sapa bisa turu kepenak ananging tanggane keluwen kamangka deweke weruh”.

Kewajiban njagi hubungan sae kalian tangga tepalih mboten namung kapatrapaken ing dinten riyadi kemawon ananging kangge selawasing gesang. Hubungan tali pasederekan antar sesami mboten perlu pilih-pilih, ingkang miskin lan kekirangan malah kedah dipun rengkuh sak sae saenipun.

Kados makaten Islam memperhatosaken nasib kawula alit, njagi keseimbangan antawising sugih lan miskin sahingga ketenteremaning masyarakat saged kawujudaken lan kajagi kanthi saestu pramila keimanan umat Islam saged kapageri. Katah kedadosan ingkang saged kita tingali ing masyarakat muslim miskin ingkang pindah agami jalaran pikantuk iming iming beras, supermi, beasiswa sekolah, pedamelan utawi punapa kemawon ingkang saged nutupi kebutuhan utawi kepinginanipun. Tiyang miskin saged awujud; miskin bondo, miskin kesehatan, miskin gizi, miskin ilmu, miskin pangertosan, miskin moral lan sedaya bentuk kemiskinan saged njalari tipising iman lan cedak dumateng kekufuran. Kanjeng Nabi Muhammad ngendika wonten hadithipun
كاد الفقر أن يكون كفرا (رواه أبو نعيم)
“Meh wae kefakiran iku ndadekake kekafiran”

Miskin banda ananging suging kepenginan saged nggiring manungsa dumateng tumindak ingkang nggebal syara’; nyolong, ngapusi, main, ngrampok, korupsi lan sak pinunggalanipun. Miskin kesehatan ingkang mbetahaken pengobatan saged nggeret manungsa tumindak kemusyrikan; nyuwun saras dumateng kayu watu, dukun prewangan, ahli nujum, ahli ramal, tukang sulap, jin, setan, keris, jimat lan sak konca kancanipun. Miskin ilmu lan pangertosan saged njlomprongaken tiyang dateng tumindak bodo; nyembah reca, nyembah manungsa lintunipun dados penjilat, nyembah brahala, nyembah hawa nafsu, mangan barang batal lan haram, mboten percados dumateng suwargo neraka, ingkang punika sedaya dados tumindake para kapir. Miskin moral saged njalari tumindak jahat, daksia dumateng sak pada, kumalungkung, adigung adiguna, ora ngerti sapa sira sapa imgsun.
Pramila ummat Islam dipun wajibaken ngupadi ilmu wiwit lahir ngantos pejah, dipun wajibaken njagi kesehatan, ngudi banda lan rizki. Wonten Al Qur’an dipun sebataken:
فإذا قضيت الصلاة فانتشروا في الأرض وابتغوا من فضل الله (الجمعة10)
“Lamunto salat wis bubar mangka pada sumebara ing lumahing bumi kanggo ngupadi rezkine Allah”

Wonten ajaran Islam tata cara ngupadi rizki dipun atur ngangge aturan ingkang sae mboten kenging nyilakani tiyang lintu umpaminipun ngesuk galeng, ngurut gabah, ngijo, nyolong toya, nyukat timbangan, nganakne duwit, udu buntut, ngingu tuyul, nyadran lan sak padanipun. Wonten ing babagan sesrawungan lan petungan dol tinuku dipun anjuraken supados sami gampilipun, kados kasebat wonten hadis bilih Gusti Allah ngasihi tiyang ingkang lembar manah sarta gampil srawung lan petung.
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أن رسول الله صلي الله عليه وسلم قال: رحم الله رجلا سمحا إذا باع وإذا اشتري وإذا اقتضى (رواه البخاري والترمذي وابن ماجة )
“Dipun riwayataken saking Jabir bin Abdullah r.a. rasulullah s.a.w. ngendika: “Gusti Allah ngasihi wong kang gampang yen adol lan gampang yen tuku sarta gampang nampa keputusan” (HR Turmudzi lan ibn Majah)

Allahu Akbar
Para jamaah ingkang minulya
Kanjeng nabi Muhammad s.a.w. ngajari para penderekipun kados pundi ngupadi rizki; umat Islam kedah manut sunnahipun Allah ingkang awujud sebab akibat, pramila sedaya kedah lumampah kanthi wajar lan tinemu nalar. Ngupadi rizki sak kiyatipun sampun ngantos anggenipun usaha ngantos kelangkung langkung; suku dados sirah, sirah dados suku, siang dados dalu dalu dados siang, ingkang leres sedaya punika tetep manggon wonten panggenanipun piyambak-piyambak. Kosok wangsulipun ugi klentu tiyang kepengin banda katah, rizki melimpah ananging namung tenguk-tenguk nglamun lan ngundamana Pangeran tanpa usaha punapa punapa kados kasebataken wonten salah setunggaling hadith:

لا يقعدن أحدكم عن طلب الرزق ويقول: اللهم ارزقني ! وقد علم أن السماء لا تمطر ذهبا ولا فضة
“Aja pisan pisan kowe sila lungguh tenguk-tenguk karo nyenyuwun; Duh Pangeran mugia Panjenengan paring rizki dumateng kawula! Setuhune deweke ngerti menawa langit ora bakal udan emas utawa perak”

Allahu Akbar
Para Jama’ah ingkang minulya
Wonten surat Al Anfal kasebataken
واعلموا أنما أموالكم وأولادكم فتنة وأن الله عنده أجر عظيم (الأنفال 28)
“Pada ngertiya menawa setuhune banda lan anakmu iku dadi fitnah, setuhune Allah kagungan ganjaran kang agung”

Penyebab perselisihan lan perpecahan ingkang paling katah inggih punika raja brana, banda donya. Banda saged ndadosaken tiyang romaos unggul, kuwasa, duwur drajate, abadi, gumedhe lan sak pinunggalane. Jalaran banda saged ndadosaken tiyang iri, drengki, tamak, kepengin handarbeni. Cekaking rembag banda donya sering nyebabken bencana lan perselisihan senajan tunggal dulur, tunggal agama, lan tunggal bangsa.
Agami kita sanget sengid dumateng perselisihan, sedaya ummat beriman punika dados sederek
إنما المؤمنون اخوة (الحجرات 10)
“Setuhune wong iman iku sedurlur” (Al Hujurat 10)
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا
“Setuhune wong iman iku kaya dene bangunan kang pada ndadekake kuat”

Tiyang mukmin kaibarataken bangunan ingkang sedaya bagianipun sesarengan sami ngiyataken lan ngukuhaken. Menawi bangunan nggadahi perangan ngandap, tengah lan inggil, alit, ageng lan sedengan; bentuk segi empat, segi tiga, kerucut, tanpa bentuk sedaya saged manggen wonten panggenaipun piyambak-piyambak, punika njalari kukuhing bangunan. Semanten ugi manungsa wonten masyarakat mu’min ingkang kathah corak ragamipun menawi saben tiyang punika manggen wonten panggenanipun piyambak-piyambak, tebih saking iri lan dengki, yektos masyarakat punika saged kiyat lan enggal nggayuh masyarakat adil makmur, baldatun thoyibatun wa rabbunn ghofur.

Para jamaah ingkang minulya
Idul Fitri punika ngemu printah persatuan lan pasederekan. Mangga kita ing dusun Gontor kelebet ingkang wonten ing kampus Pondok Modern Darussalam punika tansah saged njagi persatuan kangge mbangun dusun kita kangge nggayuh kemajuan lan kesejahteraan donya lan akherat Persatuan lan pasederekan saged kawujudaken menawi kita tansah manut aturan agami ningali sesamining manungsa sami drajatipun, ninggalaken sedaya ingkang beda nebihi fitnah lan drengki mboten ngina sak pada-pada, kados kasebat wonten Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 11 :
يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسي أن يكونوا خيرا منهم ولا نساء من نساء عسي أن يكن خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا بالألقاب بئس الاسم الفسوق بعد الإيمان ومن لم يتب فأولئك هم الظالمون. (الحجرات 11)
“He wong kang pada iman, aja pisan-pisan salah sijine kaum lanang ngina kaum lanang liyane, bisa uga sing di ina luwih becik tinimbang sing diina, lan aja pisan pisan kaum putri ngina marang kaum liyane bisa uga sing diina luwih apik tinimbang sing ngina. Lan aja ngundang nganggo jeneng julukan, sak ala alaning jeneng yaiku jeneng sak wuse iman (dijenengi fasik, kafir lan liya liyane) lan sapa wonge kang ora gelem tobat deweke iku klebu gilongane wong kang pada dholim”
Wonten ayat 13 kesebataken
يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثي وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير. (الحجرات 13)
“He para manungsa Ingsun wus nyiptakake kowe kabeh saka lanang lan wadon, lan uga ndadekake kowe kabeh bangsa bangsa lan suku suku supaya kowe kabeh pada kenal, setuhune sing paling mulya ing antarane kowe kabeh mungguhing Gusti Allah yaiku sing paling takwa, setuhune Gusti Allah Maha wuninga lan Maha magerti”

Allahu Akbar
Para Jamaah Salat Idul Fitri ingkang minulya
Saking awal khutbah ngantos akhir khutbah saged kita pendet pelajaran:
1. Idul Fitri nggadahi pesan kedilan, persatuan, perdamain, paseduluran sarta persamaan
2. Perdamaian lan persamaan saged dipun wujudaken ngangge silaturrahim lan sifat gampil paring pangapunten sarta nebihi sifat linangkung lan adigung.
3. Silaturrahim lan sifat pemaaf nggiring ummat dumateng wujud bangunan masyarakat ingkang kiat, adil lan makmur.
4. Tujuan akhir inggih punika mujudaken agami Islam ya’lu wala yu’la alaih, sarta dados rahmatan lill’alamin.

جعلنا الله وإياكم من الفائزين الآمنين وأدخلنا وإياكم في زمرة الموحدين. أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. إن تقرض الله قرضا حسنا يضاعفه لكم ويغفر لكم والله شكور حليم عالم الغيب والشهادة العزيز الحكيم وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين.
KHUTBAH KEDUA
الله اكبر × 6 الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. الحمد لله العليم الحليم الغفار, العظيم القهار, الذي لا تخفي معرفته علي من نظر في بدائع مملكته بعين الاعتبار. وأشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شريك له شهادة من شهد بها يفوز في دار القرار. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلي الله عليه وسلم وعلي آله وأصحابه الطاهرين الأخيار وسلم تسليما كثيرا. أما بعد:
فيا أيها الناس اتقوا الله وأطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم إن الله وملائكته يصلون علي النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم علي سيدنا محمد وعلي آله وصحبه والتابعين وارض عنا معهم برحمتك يا أرحم الراحمين. اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات. اللهم ادفع عنا الغلاء والبلاء والفحشاء والمنكر والجدب والقحط والوباء والسيوف المختلفة والشدائد والمصائب والدين والمرض والمحن والفتن ما ظهر منها وما بطن من بلدنا هذا خاصة ومن بلدان المسلمين عامة انك علي كل شئ قدير. ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
Pondok Modern Gontor I
Kamis 1 Syawal 1426 / 3 Nopember 2005

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله أكبر × 9
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون.
لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده.
لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد.
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام علي سيد المرسلين سيدنا محمد وعلي آله وصحبه أجمعين.
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله. أما بعد:
فيا عباد الله اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.
عباد الله إن يومكم هذا ليوم عظيم وعيد كريم. أحل الله لكم فيه الطعام وحرم عليكم الصيام. يوم تسبيح وتهليل وتكبير وتعظيم وتقديس وتمجيد فقال جل جلاله.
إن تقرض الله قرضا حسنا يضاعفه لكم ويغفر لكم والله شكور حليم عالم الغيب والشهادة العزيز الحكيم.

Allahu Akbar Allah Maha Agung
Para sederek ingkang minulya.
Dinten pinika Kamis Wge, 1 Syawal 1426 utawi 3 Nopember 2005, dinten ingkang dipun agungaken dening ummat Islam sak jagad, inggih punika dinten Idul Fitri. Dinten punika dinten kemenangan kangge kita sedaya kanggenipun sedaya ummat Islam, menang jalaran ummat Islam setunggal wulan wetah, sak danguninng wulan Ramadan, nglampahi kewajiban siyam, tiyang Islam dipun uji keimananipun, disiplinipun, ketabahanipun, mentalipun lan sak pinunggalanipun.
Wonten dinten punika ummat Islam dipun sunnahaken solat Id wonten masjid utawi tanah lapang, kanti ngangge ageman ingkang paling sae lan resik ingkang dipun darbeni ugi ngangge wewangen ingkang amrik arum lan wangi, kados ingkang kasebat wonten Hadith:

عن الحسن السبط قال: أمرنا رسول الله ص.م في العيدين أن نلبس أجود ما نجد وأن نتطيب بأجود ما نجد وأن نضحي بأثمن ما نجد. رواه الحاكم
Artosipun:
Hasan Assbt ngendika: “Rasulullah saw. mrentah kita ing riyaya (Fitry lan Kurban) supaya nganggo penganggo kang paling apik, lan wewangen kang paling amrik, sarta kurban kewan kang paling larang (nalika Idul Adha}”.

Ummat Islam dipun sunnahaken ngatahaken takbir, tahmid suka lan syukur, nyuwun pangapunten dumateng sesami sarta ningkataken kadar silaturrahin.
Sak derengipun tindak nglaksanakaken salat Riyadi Fitri dipun sunnahaken dahar camilan kados ikang dipun tindakaken dening Kanjeng Nabi Muhammad, panjenenganipun dahar kurmo kanti wilangan ganjil sak derengipun tindak Solat Id (hadith dipun riwayataken Bukhari lan Ahmad)

Allahu Akbar, Allah Maha Agung
Para Sederek ingkang minulya

Tahun punika ummat Islam kathah nampi pacoban lan bilahi awit saking wujuding polahing alam kados denten, lindu ageng kanthi kurban manungsa ingkang kathah, tanah longsor banjir bandang ingkang ngrisak samubarang, angin lesus ingkang ngrubuhaken kekayon lan griya, panyakit ingkang rekaos pengobatanipun kados denten Demam Berdarah, SAR, Aids lan Flu Burung ingkang sak mangke sampun sumrambah dumateng meh sedaya negari ing donya. Katahing bencana alam saged dipun sebabaken saking kesalahaning manungsa utawi ugi saged kapancing dening dosaning tiyang katah. Pacoban lintunipun inggih punika ingkang kasebabaken saking bejating akhlaq manungsa ingkang arupi punapa kemawon umpaminipun: kathahing paeka lan apus-apus, besel lan sogok, lelampahan ma lima ingkang dados jamak lumrah ing masyarakat, karupsi ingkang sampun wradin dumugi sembarang panggenan saking tingkatan inggil ngantos tingkatan andap. Awit saking DPR, Kementrian, Mahkamah Agung ngantos tingkatan andap wonten pedusunan ingkang arupi perampasan hak fakir miskin: raskin lan arta kompensasi BBM, bantuan korban bencana alam dipun korupsi dening para petugas lan tiyang ingkang gadah kesempatan. Wonten babagan hukum lan keadilan mboten saged dipun wujudaken. Saben tiyang ngiter kepentingan pribadi piyambak piyambak mboten perduli dumateng kepentingan tiyang sanes, malah seneng jejogedan suka pari suka ing sak nginggiling jenazahipun sederek lan kanca. Ngraosaken kenikmatan saking kasengsaraning tiyang, konco malah sederek piyambak, mbok bilih punika pratanda zaman manungsa mangan manungsa sampun dumugi

Para sederek ingkang minulya:
Kanti jiwaning Riyadi Fitrah punika saged kagambaraken kados pundi kahanan masyarakat ingkang makmur lan sejahtera srawung antawising sesami ketingal akrab lan rukun. Ummat Islam ing dinten punika dipun haramaken siyam dipun parengaken suka parisuka awujud lelagon ingkang sae, ingkang mboten nggebal syara’ agami. Para pakir miskin dipun ajak sami-sami seneng, bahan tetedan dipun cukupi pramila ummat Islam ingkang mampu dipun wajibaken ngedalaken zakat fitrah kangge nyuceni diri pribadi lan kangge nyantuni para sederek ingkang kekirangan. Kanjeng Nabi Muhammad saw ngendika:
ليس بمؤمن من بات شبعان وجاره إلي جنبه جائع وهو يعلم. (رواه الطبرانى و البيهقى وإسناده حسن)
“Ora bisa digolongake wong iman, sing sapa bisa turu kepenak ananging tanggane keluwen kamangka deweke weruh”.

Kewajiban njagi hubungan sae kalian tangga tepalih mboten namung kapatrapaken ing dinten riyadi kemawon ananging kangge selawasing gesang. Hubungan tali pasederekan antar sesami mboten perlu pilih-pilih, ingkang miskin lan kekirangan malah kedah dipun rengkuh sak sae saenipun.

Kados makaten Islam memperhatosaken nasib kawula alit, njagi keseimbangan antawising sugih lan miskin sahingga ketenteremaning masyarakat saged kawujudaken lan kajagi kanthi saestu pramila keimanan umat Islam saged kapageri. Katah kedadosan ingkang saged kita tingali ing masyarakat muslim miskin ingkang pindah agami jalaran pikantuk iming iming beras, supermi, beasiswa sekolah, pedamelan utawi punapa kemawon ingkang saged nutupi kebutuhan utawi kepinginanipun. Tiyang miskin saged awujud; miskin bondo, miskin kesehatan, miskin gizi, miskin ilmu, miskin pangertosan, miskin moral lan sedaya bentuk kemiskinan saged njalari tipising iman lan cedak dumateng kekufuran. Kanjeng Nabi Muhammad ngendika wonten hadithipun
كاد الفقر أن يكون كفرا (رواه أبو نعيم)
“Meh wae kefakiran iku ndadekake kekafiran”

Miskin banda ananging suging kepenginan saged nggiring manungsa dumateng tumindak ingkang nggebal syara’; nyolong, ngapusi, main, ngrampok, korupsi lan sak pinunggalanipun. Miskin kesehatan ingkang mbetahaken pengobatan saged nggeret manungsa tumindak kemusyrikan; nyuwun saras dumateng kayu watu, dukun prewangan, ahli nujum, ahli ramal, tukang sulap, jin, setan, keris, jimat lan sak konca kancanipun. Miskin ilmu lan pangertosan saged njlomprongaken tiyang dateng tumindak bodo; nyembah reca, nyembah manungsa lintunipun dados penjilat, nyembah brahala, nyembah hawa nafsu, mangan barang batal lan haram, mboten percados dumateng suwargo neraka, ingkang punika sedaya dados tumindake para kapir. Miskin moral saged njalari tumindak jahat, daksia dumateng sak pada, kumalungkung, adigung adiguna, ora ngerti sapa sira sapa imgsun.
Pramila ummat Islam dipun wajibaken ngupadi ilmu wiwit lahir ngantos pejah, dipun wajibaken njagi kesehatan, ngudi banda lan rizki. Wonten Al Qur’an dipun sebataken:
فإذا قضيت الصلاة فانتشروا في الأرض وابتغوا من فضل الله (الجمعة 10)
“Lamunto salat wis bubar mangka pada sumebara ing lumahing bumi kanggo ngupadi rezkine Allah”

Wonten ajaran Islam tata cara ngupadi rizki dipun atur ngangge aturan ingkang sae mboten kenging nyilakani tiyang lintu umpaminipun ngesuk galeng, ngurut gabah, ngijo, nyolong toya, nyukat timbangan, nganakne duwit, udu buntut, ngingu tuyul, nyadran lan sak padanipun. Wonten ing babagan sesrawungan lan petungan dol tinuku dipun anjuraken supados sami gampilipun, kados kasebat wonten hadis bilih Gusti Allah ngasihi tiyang ingkang lembar manah sarta gampil srawung lan petung.
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أن رسول الله صلي الله عليه وسلم قال: رحم الله رجلا سمحا إذا باع وإذا اشتري وإذا اقتضى (رواه البخاري والترمذي وابن ماجة )
“Dipun riwayataken saking Jabir bin Abdullah r.a. rasulullah s.a.w. ngendika: “Gusti Allah ngasihi wong kang gampang yen adol lan gampang yen tuku sarta gampang nampa keputusan” (HR Turmudzi lan ibn Majah)

Allahu Akbar
Para jamaah ingkang minulya
Kanjeng nabi Muhammad s.a.w. ngajari para penderekipun kados pundi ngupadi rizki; umat Islam kedah manut sunnahipun Allah ingkang awujud sebab akibat, pramila sedaya kedah lumampah kanthi wajar lan tinemu nalar. Ngupadi rizki sak kiyatipun sampun ngantos anggenipun usaha ngantos kelangkung langkung; suku dados sirah, sirah dados suku, siang dados dalu dalu dados siang, ingkang leres sedaya punika tetep manggon wonten panggenanipun piyambak-piyambak. Kosok wangsulipun ugi klentu tiyang kepengin banda katah, rizki melimpah ananging namung tenguk-tenguk nglamun lan ngundamana Pangeran tanpa usaha punapa punapa kados kasebataken wonten salah setunggaling hadith:

لا يقعدن أحدكم عن طلب الرزق ويقول: اللهم ارزقني ! وقد علم أن السماء لا تمطر ذهبا ولا فضة
“Aja pisan pisan kowe sila lungguh tenguk-tenguk karo nyenyuwun; Duh Pangeran mugia Panjenengan paring rizki dumateng kawula! Setuhune deweke ngerti menawa langit ora bakal udan emas utawa perak”

Allahu Akbar
Para Jama’ah ingkang minulya
Wonten surat Al Anfal kasebataken
واعلموا أنما أموالكم وأولادكم فتنة وأن الله عنده أجر عظيم (الأنفال 28)
“Pada ngertiya menawa setuhune banda lan anakmu iku dadi fitnah, setuhune Allah kagungan ganjaran kang agung”

Penyebab perselisihan lan perpecahan ingkang paling katah inggih punika raja brana, banda donya. Banda saged ndadosaken tiyang romaos unggul, kuwasa, duwur drajate, abadi, gumedhe lan sak pinunggalane. Jalaran banda saged ndadosaken tiyang iri, drengki, tamak, kepengin handarbeni. Cekaking rembag banda donya sering nyebabken bencana lan perselisihan senajan tunggal dulur, tunggal agama, lan tunggal bangsa.
Agami kita sanget sengid dumateng perselisihan, sedaya ummat beriman punika dados sederek
إنما المؤمنون اخوة (الحجرات 10)
“Setuhune wong iman iku sedurlur” (Al Hujurat 10)
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا
“Setuhune wong iman iku kaya dene bangunan kang pada ndadekake kuat”

Tiyang mukmin kaibarataken bangunan ingkang sedaya bagianipun sesarengan sami ngiyataken lan ngukuhaken. Menawi bangunan nggadahi perangan ngandap, tengah lan inggil, alit, ageng lan sedengan; bentuk segi empat, segi tiga, kerucut, tanpa bentuk sedaya saged manggen wonten panggenaipun piyambak-piyambak, punika njalari kukuhing bangunan. Semanten ugi manungsa wonten masyarakat mu’min ingkang kathah corak ragamipun menawi saben tiyang punika manggen wonten panggenanipun piyambak-piyambak, tebih saking iri lan dengki, yektos masyarakat punika saged kiyat lan enggal nggayuh masyarakat adil makmur, baldatun thoyibatun wa rabbunn ghofur.

Para jamaah ingkang minulya
Idul Fitri punika ngemu printah persatuan lan pasederekan. Mangga kita ing dusun Gontor kelebet ingkang wonten ing kampus Pondok Modern Darussalam punika tansah saged njagi persatuan kangge mbangun dusun kita kangge nggayuh kemajuan lan kesejahteraan donya lan akherat Persatuan lan pasederekan saged kawujudaken menawi kita tansah manut aturan agami ningali sesamining manungsa sami drajatipun, ninggalaken sedaya ingkang beda nebihi fitnah lan drengki mboten ngina sak pada-pada, kados kasebat wonten Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 11
يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسي أن يكونوا خيرا منهم ولا نساء من نساء عسي أن يكن خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا بالألقاب بئس الاسم الفسوق بعد الإيمان ومن لم يتب فأولئك هم الظالمون. (الحجرات 11)
“He wong kang pada iman, aja pisan-pisan salah sijine kaum lanang ngina kaum lanang liyane, bisa uga sing di ina luwih becik tinimbang sing diina, lan aja pisan pisan kaum putri ngina marang kaum liyane bisa uga sing diina luwih apik tinimbang sing ngina. Lan aja ngundang nganggo jeneng julukan, sak ala alaning jeneng yaiku jeneng sak wuse iman (dijenengi fasik, kafir lan liya liyane) lan sapa wonge kang ora gelem tobat deweke iku klebu gilongane wong kang pada dholim”
Wonten ayat 13 kesebataken

يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثي وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير. (الحجرات 13)
“He para manungsa Ingsun wus nyiptakake kowe kabeh saka lanang lan wadon, lan uga ndadekake kowe kabeh bangsa bangsa lan suku suku supaya kowe kabeh pada kenal, setuhune sing paling mulya ing antarane kowe kabeh mungguhing Gusti Allah yaiku sing paling takwa, setuhune Gusti Allah Maha wuninga lan Maha magerti”

Allahu Akbar
Para Jamaah Salat Idul Fitri ingkang minulya
Saking awal khutbah ngantos akhir khutbah saged kita pendet pelajaran:
5. Idul Fitri nggadahi pesan kedilan, persatuan, perdamain, paseduluran sarta persamaan
6. Perdamaian lan persamaan saged dipun wujudaken ngangge silaturrahim lan sifat gampil paring pangapunten sarta nebihi sifat linangkung lan adigung.
7. Silaturrahim lan sifat pemaaf nggiring ummat dumateng wujud bangunan masyarakat ingkang kiat, adil lan makmur.
8. Tujuan akhir inggih punika mujudaken agami Islam ya’lu wala yu’la alaih, sarta dados rahmatan lill’alamin.

جعلنا الله وإياكم من الفائزين الآمنين وأدخلنا وإياكم في زمرة الموحدين. أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. إن تقرض الله قرضا حسنا يضاعفه لكم ويغفر لكم والله شكور حليم عالم الغيب والشهادة العزيز الحكيم وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين.

II
الله اكبر × 6 الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. الحمد لله العليم الحليم الغفار, العظيم القهار, الذي لا تخفي معرفته علي من نظر في بدائع مملكته بعين الاعتبار. وأشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شريك له شهادة من شهد بها يفوز في دار القرار. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلي الله عليه وسلم وعلي آله وأصحابه الطاهرين الأخيار وسلم تسليما كثيرا. أما بعد:
فيا أيها الناس اتقوا الله وأطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم إن الله وملائكته يصلون علي النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم علي سيدنا محمد وعلي آله وصحبه والتابعين وارض عنا معهم برحمتك يا أرحم الراحمين. اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات. اللهم ادفع عنا الغلاء والبلاء والفحشاء والمنكر والجدب والقحط والوباء والسيوف المختلفة والشدائد والمصائب والدين والمرض والمحن والفتن ما ظهر منها وما بطن من بلدنا هذا خاصة ومن بلدان المسلمين عامة انك علي كل شئ قدير. ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.